√Niat Puasa Rajab
Niat Puasa Rajab - Doa Memasuki Bulan Rajab
Rasulullah Saw. biasa mempersiapkan diri dalam menyambut bulan puasa jauh-jauh hari sebelumnya. Bahkan ketika beliau melihat awal bulan Rajab, dua bulan sebelum Ramadhan, beliau telah mempersiapkan diri secara ruhani. Beliau menundukkan hati dan menancapkan niat yang suci melalui doanya:
“Allaahummaa bariklanaa fii Rajaba wa Sya’ban, wa balighnaa Ramadhan”.
“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan”. (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik)
Beliau Saw dengan khusyuk memohon kepada Allah Swt agar memberkahi dirinya dan kaum muslimin di dua bulan menjelang Ramadhan. Tanpa keberkahan ini, tentulah hari-hari kita akan berkurang nilainya, apalagi dalam rangka menyongsong bulan yang penuh pahala dan ampunan dari Allah Swt.
Ibnu Jarir ath Thabari meriwayatkan melalui sanadnya, dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu sehubungan dengan pengagungan Allah terhadap kesucian bulan-bulan (haram) ini, beliau berkata;
“Allah Swt telah menjadikan bulan-bulan ini sebagai (bulan-bulan yang) suci, mengagungkan kehormatannya dan menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan-bulan ini menjadi lebih besar dan menjadikan amal shalih serta pahala pada bulan ini juga lebih besar.” (Tafsir ath Thabari)
Amalan Khusus di Bulan Rajab
Lalu, adakah amalan-amalan khusus yang disunnahkan pada bulan Rajab ini?
Sebagian kaum muslimin percaya dan melakukan amalan atau ritual ibadah tertentu di bulan Rajab ini. Mereka mempercayai ada keutamaan dan pahala yang sangat istimewa melalui ibadah puasa atau shalat atau lainnya tersebut. Tetapi benarkah demikian? Adakah Rasulullah memberikan contoh atau pernyataan seperti itu?.
Menurut Ulama Hadits, tidak ada nash atau landasan hukum shahih yang memberitakan adanya amalan ibadah khusus pada bulan ini dari Rasulullah Saw. Beberapa hadits tentang keutamaan berpuasa pada bulan ini atau doa menyambut bulan rajab, oleh beberapa Ulama ahli hadits dikategorikan sebagai hadits yang lemah (dhaif). Meskipun hadits tersebut dhaif—diperbolehkan bagi seorang muslim berdoa dengan hadits tersebut ketika memasuki bulan rajab. Dasarnya adalah sebagaimana perkataan para ulama bahwa diperbolehkan mengamalkan hadits dhaif didalam keutamaan amal dengan syarat bahwa hadits itu tidak diriwayatkan oleh seorang pendusta, kejam dan kasar yang menjadikan kelemahannya sangat berat dan hadits itu juga tidak berkaitan dengan sifat-sifat Allah, tidak berhubungan dengan permasalahan-permasalahan akidah, atau hukum-hukum syariah berupa halal, haram dan sejenisnya. Wallahu A’lam.
Namun demikian beberapa amalan bulan Rajab sudah dilakukan oleh para Ulama sejak zaman dahulu, antara lain :
1. Memperbanyak Istighfar
Jika di bulan Sya’ban kita dianjurkan memperbanyak sholawat, maka di bulan Rajab ini kita dianjurkan memperbanyak istighfar, dianjurkan memohon ampunan atas semua dosa dan kekeliruan kita.
Diantara bacaan Istighfar yang mutawtir adalah : “Astaghfirullahal azhim, alladzi laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum wa atuubu ilaih. (Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, Yang Tiada Tuhan selainNya Dialah Maha Hidup dan Maha Berkuasa dan aku bertaubat kepada-Nya).
2. Memperbanyak Puasa Sunnah di bulan Rajab
Hadits shahih yang memerintahkan kita untuk memperbanyak puasa sunnah pada bulan-bulan mulia (haram), dan bulan Rajab adalah salah satu di antaranya.
Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda “Puasalah pada bulan-bulan haram (mulia).” (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Nabi Saw bersabda : “Seutama-utama puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan-bulan al-muharram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). [HR Muslim]
Demikianlah sekilas tentang bulan Rajab, semoga bermanfaat.
“Allaahummaa bariklanaa fii Rajaba wa Sya’ban, wa balighnaa Ramadhan”.
“Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan”. (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik)
Bâraka Allâh fîkum. Amiin